Kamis, 09 Juni 2011

KASIAT DAUN SIRSAK

Daun Sirsak vs Kemoterapi (Ribuan Kali Lebih Kuat)

Mengobati Kanker Serviks

sumber: Trubus Online.  ‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga, dan saudara pada Mei 2010. Perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati Yanti justru remuk‑redam. Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker serviks yang merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit.
Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik di Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010. Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor, kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA – indikator adanya sel kanker – 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi kista.      Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya kista sama persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan herbal. Ia mendatangi herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti yang membayar Rp9-juta tak mengetahui jenis tanaman obat yang ia konsumsi.
Batal operasi
Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serbasalah: miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan itu menyebabkan Yanti memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010. Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea, Kabupaten Bogor. Ketika itulah Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud mempunyai informasi tentang khasiat daun sirsak dari beberapa hasil penelitian di mancanegara. Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun sirsak. Keesokan harinya, Yanti membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak segar dalam 3 gelas air hingga mendidih.  Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran sedang, bobot 6 – 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana akibat perut yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis.Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir seperti sebelumnya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan yang menikah pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak ada lagi berjalan di serviks. Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari serviks Yanti dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses. Namun, menurut Yanti selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat. ‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan wajah berbinar. Setelah perutnya mengempis, Yanti lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna sehingga kini ia bisa tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap mengonsumsi segelas rebusan daun sirsak sekali sehari.




10.000 kali
Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil lalu mengempis hanya dalam 2 pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi, perubahan itu baru tercapai setelah 3 bulan Yanti rutin mengonsumsi daun kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu berdasarkan informasi yang ia peroleh di internet.
Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun anggota famili Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang mengidap kanker prostat dan Yulisnawati (kanker payudara di Palembang, Sumatera Selatan).
Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih mengonsumsi rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang, kondisi kesehatannya kian membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang kondisi kanker. Pada kasus Haryanto, dokter tak menyarankan operasi karena usia pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto yang juga herbalis itu mengonsumsi jus buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker Prostat, halaman 18)
Selain ke-3 jenis kanker – serviks, payudara, dan prostat, daun sirsak juga terbukti secara ilmiah mengatasi antara lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin. Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.   Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang meriset daun sirsak bersama Jerry L McLaughlin menemukan senyawa aktif acetogenins. Mereka melakukan uji praklinis dengan memanfaatkan beragam sel kanker seperti sel kanker paru-paru dan pankreas. ‘Tujuan penelitian, mengembangkan ilmu pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi alumnus Champaign Urbane University, Amerika Serikat, itu.
Acetogenins menghambat ATP kanker
‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red). ATP sumber energi di dalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP,’ kata Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam tubuh. ‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP. Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.
Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The Journal of Natural Product membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi. Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan obat untuk mengatasi berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memasukkan zat atau obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada (CCRC–UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja, daun sirsak efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50 ekstrak kasar daun sirsak < 20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 µg/ml. Artinya dengan dosis rebusan 10 – 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi.





Tren sirsak
Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun karena ‘mengancam’ kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak murah. Hasil penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker dan mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu.Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak rahasia daun sirsak dan kerabatnya. Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr Latifah K Darusman, hingga kini meriset komponen kimia yang dominan di daun sirsak. Sedangkan peneliti di Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji dan daun srikaya yang kaya ribosome inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak sintesis protein pada sel yang sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari. Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi juga baik bagi orang sehat. Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi orang sehat, ‘Menambah kekebalan tubuh dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini para dokter dan herbalis meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Ada yang meresepkan secara tunggal – hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang meracik kombinasi daun sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih dan sambiloto. Mereka meresepkan daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam kanker.
Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan peradangan di dalam tubuh, dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ kata Lina Mardiana. Para dokter dan herbalis seperti Valentina Indrajati di Bogor, Jawa Barat, memilih daun yang sedang – tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.
Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.
Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk mengatasi sel kanker. Herbalis di Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana meresepkan daun sirsak untuk pasien yang menderita peradangan, misalnya radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien (baca: Sentosa Karena Graviola halaman 24). Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun sirsak, daun Annona muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis lain yang juga meresepkan daun sirsak antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan Maria Andjarwati (Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian besar meresepkan daun sirsak baru pada 2 – 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak meracik, tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga merebus.
Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia ekstraksi daun sirsak dalam kapsul seperti kapsul bermerek Graviola yang beredar di mancanegara. Oleh karena itu, mereka mempersiapkan sendiri. Pasien yang belum memiliki pohon biasanya membeli bibit sirsak. Dampaknya permintaan bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di Pontianak, Kalimantan Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada September 2010 mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok bibit di kebun sampai habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi. Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy Soesanto di Cijantung, Jakarta Timur, yang mencapai 600 – 700 bibit per bulan. Lonjakan permintaan signifikan itu terjadi dalam 4 bulan terakhir. Produsen bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga. Permintaan bibit durian belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 – 5.000 tanaman per bulan; sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 – 50 cm di berbagai penangkar Rp20.000 – Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya permintaan bibit sirsak berkaitan dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai obat tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi daun sirsak, ‘Obat kanker itu ternyata murah meriah, kita tak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah.’ (Sardi Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Lastioro Anmi Tambunan, & Tri Susanti)

 

 

Penawar Agar-agar

Agar-agar sebagai penawar
Pada hari pertama konsumsi rebusan daun sirsak, Yanti Sumiati tak merasakan perubahan berarti. Baru pada hari ke-2, ia berkeringat dingin. Bagian punggung panas sekali. Ia menggigil. Selain itu perut juga perih. ‘Rasanya saya ingin menyilet perut sendiri dan melihat bagian dalam ada apa sih?’ kata perempuan 32 tahun itu mengenang. Pada hari ke-3 konsumsi, kejadian itu terulang lagi. Punggungnya malah kian panas sehingga Yanti berendam diri di bak mandi untuk meredakannya.  Yulisnawati di Palembang, Sumatera Selatan, yang mengidap kanker payudara dan mengonsumsi daun sirsak mengalami hal sama. Ia merasakan panas dan nyeri di bagian payudara. Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati (46 tahun), menemukan fakta serupa. Banyak pasiennya yang menghubungi Valentina pada hari ke-2 atau ke-3 pascakonsumsi daun sirsak. Mereka mengeluhkan panas dingin seperti keluhan Yanti. ‘Tapi tak semua pasien begitu, pada umumnya pasien-pasien kanker,’ kata herbalis yang meresepkan daun sirsak sejak 2006 itu. Pasien nonkanker tak menghadapi keluhan seperti itu.
Menurut pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS, tubuh panas dingin merupakan indikasi obat sedang bereaksi. Oleh karena itu ia menyarankan agar pasien meneruskan konsumsi daun sirsak. Pada hari ke-3 hingga kini, gejala seperti itu tak pernah muncul. Herbalis lain, Lina Mardiana juga mendapat laporan serupa dari para pasien. Untuk mengatasi hal itu, Mardiana menyarankan agar mereka merebus agar-agar hingga mendidih dan meminumnya ketika dingin. Panas dingin itu hanya berlangsung 2 hari. Pada hari-hari berikutnya pasien akan merasa nyaman. (Sardi Duryatmo)
Subhanallah…Maka benarlah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, beliau memerintahkan untuk berobat dan berupaya mencari kesembuhan serta tidak berputus asa dari kesembuhan atas suatu penyakit. Perhatikan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berikut:

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ, فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ

“Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit, maka dengan izin Allah azza wa jalla dia akan sembuh” (HR. Muslim no.2204 dalam kitab as-Salaam)
Nabi juga pernah bersabda:

ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan penyembuh untuknya” (HR. Bukhori)
Imam Ibnul Qayyim mengatakan: “Mengenai sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ‘setiap penyakit itu pasti ada obatnya’, sebagai upaya untuk memperkuat jiwa orang yang sakit sekaligus dokter yang menanganinya. Beliau memerintahkan untuk menyelidiki serta mencari obat tersebut. Sebab, orang yang sakit jika menyadari ada obat yang dapat menghilangkan penyakit yang dideritanya itu, maka hatinya akan menggantungkan harapan pada kesembuhan dan sirnalah keputusasaan. Hingga akhirnya terbuka baginya pintu harapan. Jika jiwanya kuat, maka akan bangkitlah pula semangat instingnya, dan itulah yang menjadi sebab bagi munculnya kekuatan jiwa hewani, nabati, dan alami. Jika jiwa telah menguat, maka menguat pula keseluruhan pula seluruh kekuatan yang menyangganya sehingga berhasil menundukkan dan mengusir penyakit. (Zaadul Ma’aad). Dan yakinilah bahwa Allah-lah yang menjadi penyembuh, karena Allah azza wa jalla yang menetapkan obat tersebut, sebagaimana hadits di atas, Allah yang menurunkan sebuah penyakit sebagai ujian bagi manusia dan sekaligus menurunkan obatnya sebagai kasih sayang terhadap hamba-hambanya yang beriman. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ

“Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkanku” (QS. Asy-Syu’araa’: 80)
Semoga info ini bermanfaat bagi kaum muslimin

Berbagai Pertanyaan Tentang Manfaat Daun Sirsak
Written by  www.deherba.com
Beberapa bulan terakhir ini banyak pelanggan dan pengunjung deherba.com menanyakan tentang manfaat daun Sirsak untuk  pengobatan kanker. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena dalam tiga terbitan terakhirnya majalah Trubus membahas manfaat daun Sirsak bagi para penderita kanker. Pertanyaan-pertanyaan yang kami terima adalah seperti ini: Apakah bisa rebusan daun Sirsak dikombinasikan dengan Sarang Semut? Mana yang lebih baik untuk pengobatan kanker; Sarang Semut, Buah Noni, atau daun Sirsak? Apakah daun Sirsak cukup aman untuk dikonsumsi? Apakah deherba.com menjual daun Sirsak? Dan sebagainya.
Untuk mencoba menjawabnya kami telah menulis dua artikel terdahulu sehubungan dengan itu:
  1. Sarang Semut, Daun Sirsak, atau Noni?
  2. Kombinasikan Khasiat Daun Sirsak Untuk Kanker!
Namun, ada sedikit pengingat yang ingin kami tambahkan lagi untuk melengkapi kedua artikel tersebut melalui tulisan ini. Yaitu mengenai cara menggunakan herbal secara efektif. Dari pengalaman sebagai pemasar berbagai jenis herbal, kami mendapati bahwa pada umumnya masyarakat kita cenderung menggonta-ganti herbal yang dikonsumsi seiring dengan tren yang sedang populer. Terutama bila mendengar berita bombastis tentang manfaat herbal tertentu dengan harapan akan mendapatkan reaksi serupa dan segera sembuh. Hal di atas bisa dimaklumi karena tentunya pasien atau pun anggota keluarga mereka pasti mengharapkan hasil yang nyata dengan penggunaan obat-obatan alternatif yang telah dikonsumsi. Tetapi berdasarkan keterangan dari beberapa dokter dan herbalis yang sudah berpengalaman, praktek bergonta-ganti herbal dalam waktu singkat tidaklah dianjurkan. Mengapa demikian?  Penjelasan sederhananya adalah karena setiap herbal itu bersifat unik dan punya "jalannya" sendiri dalam memerangi sebuah penyakit.  Maka, dengan berhenti menggunakan sebuah herbal dan beralih ke herbal lain dalam waktu singkat bisa disamakan seperti jika Anda ingin pergi ke sebuah tempat, sudah setengah jalan kemudian tiba-tiba berhenti dan berputar arah untuk menggunakan jalan alternatif lain. Nah, sekarang bisa Anda bayangkan jika setiap kali ada herbal/obat baru, seseorang menghentikan pengobatan yang lama dan beralih ke yang baru, maka pastilah dia tidak akan sampai-sampai di tujuan atau dengan arti lain lebih lama mendapatkan kesembuhan. Karena belum tuntas suatu herbal berkerja, sudah digantikan dengan yang lain. Melelahkan bukan proses seperti itu?
Sehubungan dengan pertanyaan, apakah deherba.com akan menjual produk daun Sirsak? Jawaban kami untuk saat ini adalah TIDAK, mengapa? Karena alasan tadi, kami tidak ingin pelanggan setia kami berhenti dan beralih menggunakan herbal lain, padahal saat ini mereka sedang "berjalan" menuju proses kesembuhan.  Lantas bagaimana jika Anda penasaran untuk mencoba-coba herbal baru, seperti daun Sirsak? Solusi yang disarankan adalah dengan mengkombinasikannya dengan herbal yang sedang dikonsumsi. Sebagai contoh jika Anda sudah mengkonsumsi Sarang Semut dan sudah merasakan perbaikan, tetapi ingin mencoba daun Sirsak, sebaiknya jangan menghentikan konsumsi Sarang Semut lalu beralih pada daun Sirsak. Cara yang terbaik adalah mengkombinasikan keduanya. Karena kedua herbal tersebut mempunyai cara kerja yang berbeda dalam memerangi kanker. Jika dikombinasikan, maka Sarang Semut akan terus bekerja menghancurkan kanker dengan metodenya, sementara dari sisi lain daun Sirsak akan bekerja juga menghancurkan kanker dengan caranya sendiri.
Anda bisa membayangkannya seperti dua kelompok prajurit (herbal) yang menyerang sebuah benteng (kanker) dari sisi dan cara yang berbeda, pasti kemenangan (kesembuhan) akan lebih cepat didapat. Untuk membaca cara kerja dari kedua herbal tersebut silakan baca keterangannya di halaman berikut.   Produk herbal yang kami khususkan untuk kanker masih sama yaitu Sarang Semut (Mecodia). Karena sejauh ini  kami mengamati bahwa dari deretan herbal antikanker yang ada yang pernah kami pasarkan, Sarang Semut lah herbal yang paling efektif dan cepat dalam menghancurkan kanker dan tumor. Memang tadinya kami sempat berpikir untuk membuat produk baru dari daun Sirsak, secara ekonomis pasti akan sangat mengutungkan apalagi ditengah booming daun Sirsak saat ini. Namun, kami berpikir lagi, meski akan menguntungkan, hal tersebut pasti akan mendatangkan kebingungan bagi para pelanggan yang menderita kanker dan bila ingin mencoba harus mengeluarkan uang tambahan lagi yang pasti akan menambah beban. Untuk itu, setelah kami pertimbangkan baik-baik, sebaliknya daripada menjualnya, lebih baik kami memberikan simplisia daun Sirsak secara cuma-cuma. Sehingga bagi Anda yang ingin mencoba manfaatnya, tetap bisa meneruskan terapi herbal dengan Sarang Semut ataupun Noni Juice.

Selasa, 07 Juni 2011

Makanan Pendongkrak Mutu Sperma

Yuk Perhatikan Daftar Makanan Pendongkrak Mutu Sperma

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiaji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Makanan apa sajakah itu?
Askbaby.com dan health4youonline.com melansir, makanan yang kaya protein seperti tiram, daging kambing, kalkun, gandum, buncis, daging merah, kacang, alpukat, pisang, dan almond dapat meningkatkan produktifitas sperma.
Seorang pria juga disarankan untuk makan makanan mengandung zat besi dan asam amino seperti bayam, rumput laut, putih telur, atau daging unggas karena juga baik untuk meningkatkan kualitas sperma.
Beberapa zat lain yang juga turut berperan untuk menghasilkan kualitas sperma lebih baik seperti likopen yang terdapat pada tomat, anggur merah, dan jambu biji merah. Zat folate juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas sperma yang terdapat pada asparagus, brokoli, jeruk, sayuran hijau, atau gula bit.
Menkonsumsi seledri mentah juga baik untuk sperma karena mengandung androsterone yang baik untuk stimulasi seksual dan vitamin antioksidan seperti vitamin C, E, dan B12 yang berguna untuk meningkatkan produksi sperma.

Jumat, 03 Juni 2011

Manfaat Ketan Hitam

Cegah Penuaan Dengan Ketan Hitam

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bila dikonsumsi teratur, ketan hitam kaya manfaat. Sst katanya,  bisa membuat awet muda lho.
Ketan hitam membantu pembentukkan sel darah merah sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh terhadap beberapa penyakit. Apa sebabnya? Karena ternyata ketan hitam memiliki kandungan zat besi hingga 15,52 ppm. Kandungan itu berkhasiat untuk tubuh.
Khasiatnya memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis), mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker dan tumor, memperlambat penuaan, berfungsi sebagai antioksidan, membersihkan kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia.
Nah, mengetahui khasiat itu, Tim Pastry Chef Aston Primera Pasteur Bandung pun mengolah ketan hitam menjadi penganan yang terbilang unik. Sus ketan hitam salah satu kreasinya.
Bahan dasar tepung ketan hitam yang digunakan membuat black profiterole memiliki warna dominan hitam. Tentu saja berbeda dengan kue sus yang kebanyakan berwarna putih kecokelatan.
Di balik kelezatan black profiterole yang ditawarkan hotel bintang empat di Jalan Dr Djunjunan, Kota Bandung ini, memang sekaligus menawarkan beragam manfaat. Kalau soal rasa jangan ditanya. Yuk nikmati dan rasakan manfaatnya.

Manajemen Pemasaran

Pemasaran telah berubah cepat akibat perubahan lingkungan baik bisnis maupun non bisnis, yang diidentifikasi dari: 1.   Perubahan perila...